Article Detail
Menemukan Wajah Allah Dalam Diri Sesamaku
Seluruh karyawan SD Tarakanita Gading Serpong mengikuti kegiatan retret di Rumah Retret Pratista, Bandung, Jumat-Minggu 8-10/2/13. Retret merupakan kegiatan dua tahunan yang diadakan bagi seluruh karyawan Tarakanita. Tahun ini tema yang diusung adalah " Hatiku Bernyala-Nyala Karena Api Cinta "
Tim pemandu retret kali ini adalah para pastor yang berasal dari ordo OSC, yang terdiri dari Pastor Eko, Pastor Aron, dan Pastor Felix. Salah satu sesi yang sangat mengesankan adalah ketika para peserta retret diajak untuk menemukan " wajah Allah melalui sesama." Para peserta kemudian diajak menuju lokasi Pasar Atas, Bandung. Di sinilah para peserta retret berlomba-lomba mencari wajah Allah pada sesama yang berkesesakan.
Sebagai ungkapan bela rasa pun, para peserta retret mencoba membantu kesulitan yang dihadapi sesama yang ditemukan, ada yang berjualan gemblong, ada yang mengayuh becak, menjadi kuli panggul, dan berjualan buah-buahan. Melalui kegiatan ini,para peserta retret diharapkan untuk selalu memiliki kepedulian kepada sesama yang berkesesakan, juga diharapkan untuk selalu bersyukur atas segala yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Tim pemandu retret kali ini adalah para pastor yang berasal dari ordo OSC, yang terdiri dari Pastor Eko, Pastor Aron, dan Pastor Felix. Salah satu sesi yang sangat mengesankan adalah ketika para peserta retret diajak untuk menemukan " wajah Allah melalui sesama." Para peserta kemudian diajak menuju lokasi Pasar Atas, Bandung. Di sinilah para peserta retret berlomba-lomba mencari wajah Allah pada sesama yang berkesesakan.
Sebagai ungkapan bela rasa pun, para peserta retret mencoba membantu kesulitan yang dihadapi sesama yang ditemukan, ada yang berjualan gemblong, ada yang mengayuh becak, menjadi kuli panggul, dan berjualan buah-buahan. Melalui kegiatan ini,para peserta retret diharapkan untuk selalu memiliki kepedulian kepada sesama yang berkesesakan, juga diharapkan untuk selalu bersyukur atas segala yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment