Article Detail

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

A.Pengertian pembelajaran tematik: MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
   Pembelajaran terpadu yang mengggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran.  
   Jadi batasan waktu dan cakupan materi kegiatan siswa di sekolah didasarkan pada tema   
   yang dikembangkan oleh guru, bukan didasarkan pada jadwal mata pelajaran.

B.Latar belakang pemilihan pembelajaran tematik untuk kelas 1 -  3 SD :
   Penerapan pembelajaran tematik untuk kelas 1 -  3 Sekolah Dasar mengacu kepada Peraturan
   Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar    Isi
   untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II,
   Bagian B tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c. dinyatakan bahwa   
   pembelajaran kelas 1 - 3 SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik.

C.Dua alasan mendasar diterapkan pembelajaran tematik untuk kelas 1 - 3 SD, yaitu:
1. Perkembangan psikologis anak
    Anak yang duduk di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
    usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut “The    
    Golden Years bagi kehidupan seseorang.
    Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata
    yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap obyek     yang
    ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses
    asimilasi (menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya)    dan
    akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek).
    Belajar dimaknai sebagai proses interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak belajar dari
    hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dan diraba.

2. Pembelajaran bermakna
    Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi kegiatan
    menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Hal ini   
    sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa manusia mengkontruksi
    pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan    lingkungannya.
    Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.

F. Keuntungan pembelajaran tematik
1. Pembelajaran menjadi menyenangkan
    Siswa sungguh senang karena pembelajaran dikelola sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
    Dengan pembelajaran tematik, setiap hari siswa diajak bernyanyi, bermain dan    
    mendengarkan cerita. Dunia anak adalah bermain, menyanyi dan mendengarkan ceritera. Guru
    dapat leluasa mengatur waktu untuk ketiga kegiatan tersebut, sebab kegiatan belajar     tidak
    dikotak-kotak lagi dengan mata pelajaran. Guru dan siswa tidak perlu bertanya, “Sekarang
    mata pelajaran apa?

2. Siswa mudah memusatkan perhatian
    Dalam pembelajaran tematik kegiatan berjalan mengalir tanpa dipenggal-penggal dengan
    pergantian jam pelajaran. Perhatian siswa tidak terpecah-pecah. Lainnya halnya dengan    
    pembelajaran yang disusun berdasarkan jam pelajaran. Setiap ganti jam pelajaran siswa harus
    kembali dari awal. Mengingat kembali materi terakhir pada hari sebelumnya. Seringkali     ada
    kegiatan yang belum tuntas terpaksa harus diakhiri karena ada pergantian jam pelajaran. Lebih
    bermasalah lagi kalau gurunya juga harus ganti.

3. Penguasaan kompetensi akan lebih kuat dan mendalam.
    Dengan perhatian yang lebih terpusat dan kegiatan yang lebih tuntas, ditambah lagi dengan
    suasana yang menyenangkan serta materi sesuai dengan konteksnya, maka dapat    
    diharapkan penguasaan kompetensi siswa lebih kuat dan mendalam.

4. Hemat waktu
    Dalam pembelajaran dengan mata pelajaran sering ditemukan tumpang tindih. Misalnya
    Pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan wacana sebagai sumber belajar. Dalam wacana    
    tersebut memuat materi pelajaran lain. Selain itu ketika siswa menyusun atau membuat kalimat,
    mendeskripsikan suatu benda, dan menceritakan pengalaman sering terkait dengan     materi
    pelajaran lain. Sebaliknya semua matapelajaran di luar Bahasa Indonesia pun anak harus
    menyusun kalimat, mendeskripsikan suatu benda dan sebagainya, yang sebetulnya hal     itu
    terkait dengan pelajaran bahasa Indonesia. Dengan pembelajaran tematik tidak perlu
    dibedakan antara kalimat pelajaran Bahasa Indonesia atau kalimat pelajaran lainnya.
    Dengan     demikian jelaslah bahwa pembelajaran tematik sungguh-sungguh menghemat
    waktu.

F. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
    Polanya mengikuti pola yang dikeluarkan oleh BNSP, yaitu ada kegiatan pembuka, inti dan
    penutup.
    Sesuai dengan tujuannya, maka kegiatan pembuka dan penutup lebih banyak dalam bentuk
    nyanyian, permaian, mendengarkan cerita, pesan moral dan kegiatan sejenis lainnya.    
    Terhadap kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat ditanyakan mata pelajaran apa. Dengan
    demikian tidak dapat dibuat jadwal mata pelajaran.

G. Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik
    Penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap –
    tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut.
    Jadi penilaian tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah – pisah sesuai dengan
    Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator mata pelajaran.

 

     Contoh Instrumen Penilaian Tertulis :

Tema                      : Diri Sendiri

Subtema                 : Berkenalan

Mata Pelajaran        : Ilmu Pengetahuan Alam

Kompetensi Dasar   : 1.1 Mengenal bagian – bagian   tubuh dan kegunaannya   serta cara perawatannya

Indikator                : 1.1.1 Menyebutkan bagian –  bagian anggota tubuh

Bentuk Penilaian    : Penilaian Tertulis

Instrumen Penilaian : Isian Singkat

Contoh Soal :

1.                       Saya memegang pensil dengan … .

2.                       Saya mendengarkan suara menggunakan … .

3.                       Saya melihat pemandangan dengan menggunakan … .

 

 

 

 

 

                                    Materi disampaikan dalam pertemuan orangtua murid kelas 1 – 3.

                                    Oleh : M.Chori Rahmawati,S.Pd

 




                          




            Materi disampaikan dalam pertemuan orangtua murid kelas 1 – 3.
            Oleh : M.Chori Rahmawati,S.Pd
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment